Posts

Cerita Pertama

Seperti manusia pada umumnya, tulisan pertama di tahun 2021.  Sebelum bercerita tentang satu bulan yang sudah terlewat, saya mau berterima kasih kepada siapa saja yang sudah mewarnai hidup saya dengan berani. Terima kasih juga saya ucapkan kepada siapa saja yang tak pernah menyerah meski sering lelah. Terima kasih lagi kepada siapa saja yang masih kuat berdiri hingga saat ini. Tahun kemarin tak mudah. Tahun kemarin merupakan tahun yang berat bagi siapa saja, semua terdampak hingga ke area yang tak terlihat. Wabah Virus Covid-19 masih ada hingga tulisan ini ditulis. Virus itu merepotkan banyak orang, dari yang berdasi hingga yang tak beralas kaki. Tak tahu pasti dan sudah tidak penting lagi darimana virus itu berasal, semua tak akan sama lagi. Meski begitu, cerita tak berhenti sampai di situ. Sekian tahun terlewat, setelah patah hati yang tak berlama-lama, saya kembali membuka hati untuk seseorang. Semoga yang kali ini baik. Bicara soal hati, saya rasa cukup sampai di situ. Semoga cerit

Perjalanan Ala-ala yang Semoga Tidak Halah

Sudah masuk bulan Desember dan masih tidak konsisten. Tak apa, hari ini saya akan menulis di tengah-tengah penat yang padat. Sebulan lalu, saya menuliskan segala-segala yang mau saya capai selama beberapa bulan ke depan bahkan seterusnya. Wacana diet, menulis rutin di blog ini, membaca buku, dan keinginan-keinginan lainnya. Salah satu wacana yang mulai rutin dan terbentuk adalah olahraga dan diet. Jangan tanya saya sudah sampai mana, saya tak tahu. Kadang iya, kadang tidak sudah saya alami sejak berbulan-bulan yang lalu. Saat ini saya masih terus memotivasi diri saya sendiri dan mulai mengurangi porsi makan saya, serta olahraga rutin. Olahraga yang saya jalani masih sesuka hati saya. Zuzur, saya memilih olahraga yang membuat saya senang, seperti dance workout dan latihan lengan dengan menggunakan dumbell. Jika ada yang bersuara, "mana diet? mana olahraga?" Tahan sahabat, saya baru memulai, olahraga masih belum full, Anda sudah tanya hasilnya? Kau pikir diet ini kayak order ma

Kepada Tuan Puan yang Sedang Singgah

Capek. Hari ini saya sudah mendengar kata ini dari orang-orang yang saya pikir kuat.  Nyatanya, orang kuat tidak selalu kuat. Orang yang selalu menampilkan senyum juga punya luka. Orang yang tak pernah tertawa ternyata punya trauma. Hari ini saya belajar satu kata lagi. Saya pikir kata capek ini tak pernah punya daya. Capek yang sekadar kata yang memiliki arti lain lelah dan letih (KBBI daring). Kata ini juga sering terlontar pada candaan-candaan saya dengan teman-teman, "duh  capek  sekolah,  pengen  nikah aja," kata saya (atau salah satu teman saya) beberapa waktu silam saat kami duduk di bangku sekolah menengah atas. Tidak sampai di situ, candaan itu ternyata terus berlanjut hingga saya kuliah, "duh c apek banget gak  punya duit, mau cari s ugar daddy  aja," kata saya yang masih ragu apakah saya bisa dan mau berkomitmen atau tidak. Kata "capek" pernah dan sering saya remehkan beberapa waktu lalu. Berdasarkan apa yang saya ceritakan, kata capek ini

Semoga Masih Ada Esok

Hari ini baru saja di mulai, bulan ini sebentar lagi habis, matahari bahkan belum sampai pada singgasananya, datang berita duka. Semesta dan rahasianya. Tuhan dan rencananya. Manusia dan ketidakmampuannya. Bagi siapapun yang hari ini ditinggalkan dan patah, Tidak harus selalu kuat. Tidak harus selalu sedih. Tidak harus selalu tabah. Tidak harus selalu menahan amarah. Tidak harus cepat-cepat kembali gembira.  Kita perlu menata hati yang patah tapi tak perlu cepat-cepat berbahagia. Tertawa dan menangis secukupnya. Jika bukan untuk kita, maka untuk manusia lainnya. Besok kita mulai cerita lagi. 

Jejak Buku dan Membaca

Perihal membaca saya yakin semua orang pasti melakukannya setiap hari. Mulai dari membaca pesan, berita jujur dan bohong, laporan, gosip yang berkeliaran di media sosial, sampai gerak tubuh seseorang.  Buku sudah menjadi bagian dari hidup saya. Buku ( atau bukan ) pertama yang diberikan kepada saya adalah Alkitab anak-anak. Alkitab itu cukup besar, kira-kira seukuran kertas A4. Isinya sudah pasti berupa bab, judul, dan ayat-ayat kitab suci Katolik pada umumnya dan ilustrasi kejadian-kejadian pada bab atau ayat tertentu. Saya belum bisa membaca, saya hanya senang ada buku yang bergambar. Kesenangan itu agaknya membuat saya lewat batas karena ( seingat saya ) ada beberapa halaman yang saya sobek-sobek entah mengapa, mungkin saya sedang kesetanan, dan wajah-wajah murid Yesus saya coret-coret. Jika Ia maha melihat, bisa jadi marah atau malah tertawa melihat riasan saya di wajah mereka.  Setelah diajarkan membaca, saya membuka kembali Alkitab yang sudah compang camping dan mulai membaca set

Memori Air

Berapa banyak yang setuju bahwa air, entah air laut atau air hujan, selalu membawa sebuah kenangan? Kenangan sedih, senang, marah, bahkan kenangan yang sangat biasa sekali pun. Jika hujan selalu mendominasi saat kita berbicara memori, berbeda untuk kali ini. Saya tak akan berbicara tentang hujan sebab ia sementara. Jika hujan itu konsep, maka air adalah substansinya. Berat ya? Ah berat mana dengan beban hidupmu? Percayakah bahwa memori air hinggap di kehidupan banyak orang? Saya yakin, hampir 99% manusia pernah memiliki memori air. Memori air bukan tentang bagaimana air mengenai diri kita secara langsung tapi peristiwa yang terjadi entah karena atau terdapat air di dalamnya. Saya mau tanya, siapa saja yang pernah menjadikan Memori air saya yang terakhir, selain untuk minum dan mandi, adalah air hujan dan laut di Pantai Anyer. Seseorang begitu marah ketika sampai di Pantai Anyer dan hujan turun cukup lebat di daerah pabrik. Ia berkata bahwa terakhir kali ia ke Anyer, hujan juga turun cu

Manis tapi Getir

S eperti layaknya orang-orang yang sedang patah hati, aku mendengarkan lagu menyayat hati. Aku tak bisa memilih jadi kuputar salah satu playlist di Spotify berjudul Broken Heart.  Bosan dengan daftar lagu patah hati. Terlalu lembut untuk hati besi yang terbelah jadi dua. Lalu, aku teringat sebuah lagu yang tak pernah kutahu judulnya, hanya ingat penyanyinya, Pamungkas. Lagu itu pertama kali kudengar hanya di media sosial Tiktok. Salah satu penggemarnya mengabadikan Pamugkas bernyanyi di sebuah acara entah apa dan diunggahnya ke Tiktok. Liriknya tak begitu membekas tapi nada itu selalu terngiang. Kucari tak sampai gila sebab lagu ini cukup terkenal dan jadi salah satu lagu yang populer dan sering didengar, ah syukurlah. Lagu yang kucari ternyata berjudul Kenangan Manis. Kupahami liriknya dari awal hingga akhir. Deg. Aku jarang menemukan lagu yang tepat untuk kondisiku tapi lagu ini bisa sangat tepat.  Tawa yang terlepas tanpa ada makna Cerita lama yang selalu dibawah Diam-diam hati ini

Masih Rindu

  Tidurku selarut itu. Denganmu aku bisa tidur dan bangun lebih pagi. Hari ini lagi-lagi terlewat pertemuan rutin setiap pagi. Ah sial. Aku tak menyalahkan kau, tak juga waktu. Hanya aku yang tak pandai merindu. Hanya aku dan kebodohanku. Ah jadi ingat katamu, begadanf itu tidak baik.